LAPORAN
PRAKTEK KERJA MESIN PERKAKAS
MESIN SEKRAP DAN MILLING
Disusun oleh:
Nama : Martha Ega
NIM : 071 072
Semester : III B
Jurusan : Teknik Mesin
AKADEMIK TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA
Jalan Raya Solo – Baki KM. 2 Kwarasan Grogol, Solo Baru Sukoharjo
Telepon : 0271 – 621176; 621178 Fax : 621176
Email : at-Warga@indo.net.id
SEKRAP
A. TUJUAN
Dengan adanya praktek kerja mesin sekrap diharapkan para mahasiswa mampu untuk:
1. Mengetahui apa itu mesin sekrap dan dapat memahami setiap detail dati mesin-mesin bagian dari mesin sekrap.
2. Setelah paham setiap setail dari mesin sekrap diharapkan para mahasiswa dapat mengoperasikan mesin sekrap dengan baik dan benar
3. Bukan hanya dapat mengoperasikan diharapkan para mahasuswa mampu mengatasi setiap masalah yang ada paa saat pengoperasian mesin sekrap baik itu masalah dari mesin tersebut maupun operatornya.
4. Mampu menyelesaikan setiap job atau tugas yang menjadi tanggung jawab saat proses pengerjaan.
B. PERLENGKAPAN DAN PERLATAN
Perlengkapan dan peralatan dari mesin sekrap meliputi:
1. Satu unit mesin sekrap
2. Dial indicator
3. pahat sekrap
4. Pendingin
5. Caliper
6. Penyiku
7. Penggores
C. DASAR TEORI
Mesin sekrap adalah salah satu dari mesin perkakas yang biasa digunakan untuk mengubah permukaan-permukaan datar rata sesuai dengan bentuk yang dikehendaki antara lain: bidang datar, bidang saling menyiku tegak lurus, bidang alur bantu, bidang bertingkat, bidang bersudut.
a. Prinsip Kerja
Dalam pengerjaannya Mesin Sekrap menghasilkan permukaan yang datar ini terjadi karena pahat yang bergerak horizontal kedepan dengan bidang kerja dibawahnya dan berpindah pada langkah balik.
Panjang langkah dapat diatur dengan menggerakkan poros roda gigi, gerak mundur memerlukan waktu lebih pendek dari pada langkah maju, pada langkah meksimum poros harus ditempatkan pada jarak maksimum pada titik pusat roda gigi.
b. Jenis Mesin Sekrap
Pada mesin sekrap dapta dibagi menjadi 5, yakni: Mesin Sekrap Lengan Kuat, Mesin Sekrap Horizontal, Mesin Sekrap Vertikal, Mesin Sekrap Roda Gigi, Mesin Sekrap Eretan.
Gr.1. Mesin Sekrap Lengan Kuat
c. Bagian-bagian Mesin Sekrap
Keterangan Gambar:
1. Hantaran dalam untuk menopang meja
2. Hantaran untuk gerak certikal meja diku
3. Pahat ketam
4. Pemegang pahat
5. Hendel untuk menyetel pahat
6. Pembagian skala
7. Hantaran untuk ram
8. Hendel untuk mengikat ram
9. Ram
10. Tuas pengetur langkah
11. Motor listrik
12. Poros untuk panjang langkah
13. Badan mesin
14. Penopang untuk meja siku
15. Kaki
16. Meja tambat
17. Paksi pemindah meja siku
18. Hantaran untuk memindah meja tambat
19. Mekanisme palang untuk catu awal mekanis
Gr.2. Bagian-bagian Mesin Sekrap
d. Bentuk Pahat Sekrap
1. Pahat ketam kasar lurus
2. Pahat ketam kasar lurus
3. Pahat ketam dasar
4. Pahat ketam runcing
5. Pahat ketam sisi
6. Pahat ketam sisi kasar
7. Pahat ketam masuk kedalam
8. Pahat ketam masuk/keluar diteruskan
Gr.3. Bentuk Pahat Sekrap
e. Perkara Potong Mesin Sekrap
Pahat sekrap biasanya terbuat dari HSS. Sering juga hanya ujungnya sajayg dibuat dari cermented carbide.
Bentuk pahat sekrap hampir sama dengan pahat bubut, perbedaan terletak pada sudut bebas muka dan sampingnya lebih kecil. Sudut bebas yang lebih kecil dimaksudkan untuk menghindari getaran-getaran pada pahat atau benda kerja karena penyayatan pada mesin sekrap jauh lebih lambat dan penyayatan pada mesin bubut, bentuk dan besarnya sudut-sudut pahat tersebut sangat penting karena baik tidaknya tergatung sebagian dari cara mengasah sudut-sudut pahat itu.
f. Macam-Macam Pahat Sekrap
a. Pahat Kasar
Pahat kasar dipakai untuk mengurangi bahan sebanyak mungkin dalam waktu singkat, penampang chip yang memerlukan pahat yang kuat.
- Pahat kasar lurus kiri
- Pahat kasar lurus kanan
- Pahat kasar bengkok kiri
- Pahat kasar bengkok kanan
b. Pahat Finishing
Pahat finishing ini harus menghasilkan permukaan yang halus pada benda kerja. Oleh sebab itu potongannya bisa terbentuk segi empat. Pahat bebek bisa menahan lenturan benda kerja (dapat mengurangi kerusakan pada benda kerja)
- Pahat finishing titik
- Pahat finishing dasar
- Pahat finishing lurus
- Pahat finishing bebek
c. Pahar Profil
Bentuk pahat profil juga diperlukan untuk mengerjakan bentuk yang kita inginkan pada benda kerja.
- Pahat groov
- Pahat sisi
- Pahat bengkok alur T
- Pahat radius
D. LANGKAH KERJA
1,2,3. Memeriksa kerataan, memasang pahat, memasang benda kerja, menyetel jumlah putaran untuk langkah pemakanan
4. Mulai pemakanan salah satu sisi pada arah memanjang p = 100 mm
5. Lakukan pemakanan pada sisi sebaliknya
6. Setalah dua sisi selesai pemakanan lakukan pemakanan pada sisi berikutnya untuk ukuran 100 mm
7. Lakukan pemakanan yang terakhir untuk ukuran 100 mm
8. Selesai pemakanan untuk ukuran 100 mm lanjutkan untuk pemakanan 36 mm, pang benda kerja gunakan mistar siku untuk mencari sudut 90 derajat.
9. Lakukan pemakanan salah satu sisi
10. Lakukan pemakanan salah satu sisi berikutnya.
Total Made Of | Steel, Tensile Strongth in kg/mm | ||||
40 | 60 | 80 | Gray Cost | Red Brass | |
Tool Steel | 16 | 12 | 8 | 12 | 20 |
HSS | 22 | 16 | 12 | 14 | 30 |
Tabel kecepatan potong
Number of seles per minute | Length of stroke in mm | |||
100 | 200 | 300 | 400 | |
Vm in m/menit | ||||
28 | 5,3 | 10,2 | 14, | 18,2 |
52 | 9,8 | 19 | 26,2 | 33,6 |
80 | 15,2 | 15,2 | 41 | 52 |
Contoh tabel yang ada di mesin dengan pedoman dari kode potong
Menentukan putaran per menit tabel
Contoh : Besi tuang akan disekrap kasar dengan pahat HSS
Panjang lenakah 300 mm. Tentukan pot/menit
Jawab : Kecepatan porong menurut tabel 1 H m/menit
Putaran menurut tabel 2,28 per menit
Penyetelan panjang langkah
Panjang langkah meliputi panjang benda kerja (L), panang langkah awal (La) dan panjang langkah akhir (Lu). Untuk menghindari waktu yang tak berguna (La dan Lu) benda kerja yang tidak terlalu panjang.
Sebagai pedoman La = 20 mm dan Lu = 10 mm
L : Panjang benda kerja
La : Panjang langkah awal
Lu : Panjang langkah akhir
Menentukan tebal pemakanan benda kerja (t)
Contoh : Benda kerja dengan diameter 50,80 mm panjang 105 mm.
Jawab : t = 0.146 (D)
= 0,146 (50,80)
= 7,4 mm
Panjang sisi x = D – 2t
= 50,80 – 2 x 7,4
= 50.80 – 14.80
= 36 mm
E. KESELAMATAN KERJA
Untuk keselamatan kerja pada Mesin Sekrap terdiri dari:
1. Selalu jangan lupa untuk mengenakan pakaian kerja
2. Biasakan untuk membuat rambut selalu teratur, lepas semua cincin, jam tangan, kalung saat bekerja
3. Gunakan kacamata khusus yang tersedia
4. Gunakan sepatu yang kuar pada ujungnya
5. Perhatikan bagian-bagian yang berbahaya pada mesin
6. Perhatikan pengaman-pengaman yang ada
7. Jangan menjalankan mesin bila tidak tahu caranya
8. Bersihkan mesin setelah digunakan
F. KESIMPULAN
Pada mesin sekrap pengetahuan mengenai cara pengoperasiannya sangatlah penting bagi para mahasiswa yang akan melakukan praktek kerja dimana dari pengetahuan yang ada dapat menyeleseikan Job/Tugas yang diberikan.
MILLING
A. Tujuan
Agar mahasiswa dapat menjadi seorang supervisor yang bisa diandalkan di lapangan pekerjaan. Selain itu diharapkan mahasiswa juga bisa memproduksi produk-produk yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran.
B. Alat, Bahan & Perlengkapan
a. Alat
· Mesin milling · Pisau milling (cutter) · Vernier caliper · Palu tembaga · Penggaris | · Stamper · Siku · Kuas · Palu |
b. Bahan
· Besi dengan diameter 31,5mm dan panjang 115mm ( mild stel )
c. Perlengkapan
· Gambar kerja
· Plat (untuk alas benda kerja)
C. Langkah Kerja
Siapkan gambar kerja benda yang akan dikerjakan, lalu ukur benda kerja yang akan dikerjakan. Kemudian hitung T (tebal pemakanan), x (lebar sisinya). Cekam benda kerja lalu lakukan pengerjaan asal rata pada salah satu sisi. Kemudian balik benda kerja untuk pengerjaan selanjutnya dan lakukan pengerjaan pemakanan sesuai T yang telah dihitung. Setelah selesai dengan sisi satu, balik benda kerja untuk melanjutkan pengerjaan yang sebelumnya sesuai ukuran yang telah ditentukan. Tetapi sisakan 0,5 mm untuk finishing.
Kemudian putar benda kerja 90o lalu lakukan pengerjaan yang sama sampai T – 0,25 mm. Lalu balik benda kerja dan lakukan seperti yang sebelumnya. Setelah semua selesai, lakukan finishing pada keempat sisi. Setelah semua selesai, lakukan face mill pada satu ujung dan lakukan pengerjaan asal rata. Kemudian balik benda kerja untuk face mill pada ujung satunya dan masukkan ukuran yang ditentukan. Setelah semua selesai, lakukan stamping nim pada salah satu permukaan benda kerja..
D. Dasar Teori
Keterangan :
a. Tiang mesin b. Spindel utama. c. Eretan horizontal. d. Pemutar eretan horizontal. e. Penyangga meja. f. Lengan penyangga. | g. Poros tempat modul. h. Penyangga pakis. i. Meja mesin. j. Pemutar eretan melintang. k. Pemutar eretan vertical. |
Mesin milling ada beberapa jenis yang disesuaikan dengan kebutuhan atau jenis benda yang akan dikerjakan, yaitu:
Ø Mesin milling vertical (tegak)
Mesin ini digunakan hampir pada semua pengerjaan dengan cutter yang tegak lurus. Spindel mesin terpasang tegak pada kepala mesin. Kepala mesin dapat diputar posisinya, maka spindle dapat dipasang miring. Gerakan utama dan gerak pemakanan tidak berbeda dengan mesin milling horisontal.
Ø Mesin milling
Milling plano dipakai untuk benda kerja yang berat-berat. Mesin milling plano cocok untuk produksi masal.
Ø Mesin milling horizontal (mendatar)
Mesin ini cocok untuk semua pekerjaanmilling dan mempunyai banyak jenis spindle yang dipasang mendatar.
· Cutter sendiri memiliki bermacam bentuk yaitu:
1. End mill cutter
Cutter ini digunakan untuk menyayat benda kerja pada permukaan dan cutter ini juga bisa digunakan untuk menyayat bagian dinding benda kerja.
2. Face mill cutter
Cutter ini hanya bisa digunakan untuk menyayat benda kerja pada permukaan saja.
3. Cutter pembuat gigi
Cutter ini memiliki beberapa bentuk yang tergantung pada sudut dan jarak gigi yakni jarak gigi pendek untuk pengerjaan baja yang keras, jarak gigi yang cukupan untuk pengerjaan lunak , dan jarak gigi yang besar untuk pengerjaan gigi yang ringan.
4. Cutter profil
Cutter ini dipakai untuk membuat radius, busur, alur dan lain–lain. Sehingga akan mempermudah pembentukan profil pada benda kerja.
5. Cutter dengan beberapa pisau
Cutter ini memiliki beberapa pisau potong yang terpasang pada badan cutter, biasanya digunakan untuk pengerjaan bidang yang luas.
6. Cutter milling gang
Merupakan kombinasi antara cutter milling biasa dengan cutter milling yang belainan diameternya sehingga beberapa macam benda kerja dapat dikerjakan sekaligus.
CARA PEMASANGAN CUTTER PADA MESIN
Cara pemasangan cutter :
1. Pilihlah cutter yang sesuai dengan sumbu pemegangnya dan janagn lupa menggunakan pasak.
2. Bagian taper pada sumbu dan spindle utama harus dijaga dan dilindungi dari kerusakan.
3. Sebelum pemasangan semua yang akan di pasang harus di bersihkan terlebih dahulu.
4. Arah putaran mesin dan putaran cutter harus sesuai satu sama lain.
5.
· Dalam menjalankan mesin milling perlu juga diperhatikan kecepatan (rpm) agar cutter dan benda tidak aus yaitu dengan rumus.
n = 1000 . Vc
Ï€ . d
Vc = cutting speed (m/menit) → dapat dilihat pada tabel
n = putaran mesin (Rpm)
d = diameter tool / cutter (mm)
Vf = Fz . n. z
Vf = feed rate (mm/menit)
Fz = feet per tooth (mm) → untuk roughing 0,016 & finishing 0,04 (pada tabel)
Z = jumlah mata potong (2,4,6,8…..)
T = Depth (dalam pemakanan)
X = D – 2T
T = 1/2 D (1 - √ 2/2)
T = 0,14625 D
Dengan menggunakan rumus dan data pada tabel diatas dapat dicari
N = 1000 x 29 = 923,6 Rpm
3,14 . 10
Vf roughing = 0,016 x 923,6 x4 = 59,1 ~ 6 mm/menit
Vf finishing = 0,04 x 923,6 x 4 = 147,76 mm/menit
T = 0,14625 x 31,5 = 4,606875 mm
Ukuran benda kerja yang telah jadi = D – 2T
= 31,5 – (2 x 4,606875)
= 22,28625
Jadi untuk pemakanan sisi + finishing = 31,5 – (22,3 + 0,5)
= 8,7 mm
E. Pemeriksaan, pengukuran & penyetelan
a. Pemeriksaan
Sebelum menggunakan mesin milling perlu dilakukan pemeriksaan, pengukuran & penyetelan untuk pemeriksaan semua alat yang diperlukan. Dalam melakukan pekerjaan telah lengkap dan pastikan alat tersebut tidak rusak. Pada mesin perlu diperhaikan tentang putaran pada mesin sedangkan perlu juga dipastikan bahwa gerakan eretan itu baik, baik eretan lintang (cross slide) dan eretan pemakanan dapat bekerja dengan baik. Pastikan pahat sudah terpasang dengan tepat. Sedangkan pemasangan benda kerja harus terpasang dengan baik pada pencekam. Jika sudah terpasang dengan baik dan tidak oleng akan dapat bergerak dengan lancar. Perpindahan kecepatan harus diperhatikan agar dapat berputar dengan semestinya.
b. Pengukuran
Sebelum dilakukan pengerjaan perlu dilihat ukuran yang tertera pada gambar kerja yang telah dibuat.
c. Penyetelan
Untuk putaran pertama dapat digunakan putaran rendah setelah beberapa saat dapat disetel feed rate, Rpm, dan depth feed sesuai dengan perhitungan dan tabel perpindahan kecepatan yang ada pada mesin. Cutter milling dipasang dengan baik (tidak oleng) untuk mencegah kerusakan cutter dan benda kerja serta mencegah agar cutter tidak lepas. Memeriksa putaran cutter dengan dial indicator, sewaktu memeriksa putar spindl dengan tangan perlahan – lahan ke arah berlawanan dari putaran potong, jangan lupa untuk membersihkan spindle, cekam dan cutter sebelum dipasang. Bila mata cutter sudah aus ada baiknya untuk diasah terlebih dahulu. Pasang benda kerja dengan baik pada tanggem / cekam sesuai dengan jarak pemakanan, tidak lupa untuk memastikan kerataan benda kerja saat dipasang pada tanggem dengan menggunakan dial indicator bila benda kerja masih miring / tidak rata gunakan palu tembaga untuk menyesuaikan dengan kerataan.
F. Cara Kerja
- Perencanaan
a. Membuat perhtungan kecepatan putaran mesin
b. Membuat perhitungan jarak pemakanan
c. Membuat perhitungan dalam pemakanan
d. Melakukan pehitungan untuk ukuran benda kerja yang akan dikerjakan pada kertas kerja.
- Pengrjaan awal
a. Pasang benda – benda kerja yang sudah dipotong pada cekam
b. Menggunakan dial indicator untuk mengetahui kerataan benda kerja , bila benda kerja terpasang miring atau tidak rata gunakan palu tembaga dan dipukul pelan pada sisi yang miring dan gunakan lagi dial indicator sampai benda kerja tersubut rata.
- Pengerjaan benda kerja
· Mencocokkan benda kerja dengan ukuran yang telah dibuat pada kertas kerja dan mencocokkan putaran mesin dengan perhitungan yang telah dibuat.
· Benda kerja dimakan asal rata pada sisi A dengan Rpm yang telah dihitung.
· Setelah itu benda kerja dibalik pada sisi sebaliknya (sisiB) dan dimakan pada ukuran pemakanan 8,7
· Langkah selanjutnya benda kerja dibalik pada sisi A kembali menghadap atas dan dimakan pada ukuran yang sama dengan sisi B tadi.
· Selanjutnya balik benda kerja pada sisi C menghadap atas untuk pemakanan pada ukuran yang sama pada sisi B.
· Selanjutnya balik benda kerja pada sisi D menghadap ke atas untuk pemakanan pada ukuran yang sama dengan sisi C dan B.
· Setelah itu posisikan benda kerja pada pinggir ragum dengan ujung benda kerja sedikit terlihat untuk pemakanan pada sisi muka dahulu untuk memotong sisa gergaji baru kemudian pemakanan pada sisi belakang benda kerja pada ukuran 100.
· Benda kerja kemudian difinishing dengan menggunakan Rpm yang telah dihitung dengan pemakanan finishing 0,5 pada sisi A, B, C, D dan pada sisi muka dan belakang benda kerja.
G. Keselamatan Kerja
Sebelum memulai mengerjakan bena kerja perlu diperhatikan tentang keselamatan kerja untuk menghindarkan terjadinya kecelakan kerja.
a. Keselamatan kerja
· Berhati-hati terhadap tepi benda kerja yang tajam
· Berhati-hati dengan putaran mesin saat melakukan pemakanan
· Sikap yang benar slama bekerja
· Memakai alat keselamatan kerja dengan baik dan benar
b. Keselamatan benda kerja
· Memperhatikan saat pemakanan jangan sampai benda kerja rusak / out
· benda Memastikan kerja sudah terpasang dengan baik pada cekam
c. Keselamatan alat
· Sebelum bekerja hendaknya melakukan pengecekan terhadap mesin yang akan digunakan.
· Jangan melakukan pengukuran saat mesin bekerja
· Gunakan putaran rendah sebagai permulaan
· Memastikan cutter sudah terpasang dengan baik
· Melakukan perpindahan kecepatan putaran sesuai dengantabel dan perhitungan yang telah dibuat pada gambar kerja
· Memilih mesin yang baik
· Memilih cutter yang baik dan sesuai dengan sumbu pencekam cutter
· Memastikan bahwa arah putaran mesin dengan arah putaran pada cutter sudah sesuai.
Memperhhatikan penggunaan dan fungsi dari masing – masimg jenis cutter
H. Kesimpulan
Mesin milling dapat digunakan untuk mengerjakan metal, besi tuang, logam campuran dan plastic sintetis. Sehingga mesin milling bisa dikategorikan sebagai general purpose machine (mesin umum).
Dalam mengerjakan benda kerja, kami mengalami sedikit kesulitan yang harus kami pecahkan bersama, antara lain:
· Besi pengganjal untuk mengganjal benda kerja terkadang tidak rata, ini disebabkan adanya tatal besi yang mengganjal yang menyebabkan benda kerja terkadang tidak simetris.
· Pada saat kami melakukan finishing, kami menggunakan kecepatan yang lebih tinggi daripada yang kami gunakan untuk roughing. Tetapi yang terjadi adalah mata pisau endmill tidak kuat yang akhirnya menjadi tumpul.
· Dalam menggunakan mesin kami tidak bisa menyetel Rpm mesin, sehingga kami hanya bisa menggunakan satu kecepatan saja.
Surakarta, 25 November 2008
Mengetahui Praktikan
(Dosen Pengampu) (Bayu Mardiyanto)
BENDA KERJA | BAHAN | DIAMETER(mm) | 2 | 4 | 6 | 8 | 10 | 12 | 16 | 20 | 30 | 40 | |
Mild Steel MS 760 | HSS | fz | Rgh(mm) | X | X | 0.007 | 0.01 | 0.016 | 0.022 | 0.028 | 0.035 | 0.046 | 0.054 |
Fsh(mm) | 0.004 | 0.008 | 0.015 | 0.025 | 0.04 | 0.05 | 0.075 | 0.09 | 0.1 | X | |||
Vc (m/min) | 25 | 25 | 27 | 28 | 29 | 30 | 30.5 | 31 | 31.5 | 32 | |||
Tin | Fz | Rgh(mm) | X | X | 0.007 | 0.01 | 0.016 | 0.023 | 0.028 | 0.035 | 0.046 | 0.054 | |
Fsh(mm) | 0 | 0.0.08 | 0.015 | 0.025 | 0.04 | 0.05 | 0.075 | 0.09 | 0.1 | | |||
Vc (m/min) | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | |||
Karbida | Fz | Rgh(mm) | X | X | X | X | X | X | X | X | X | X | |
Fsh(mm) | X | 0.015 | 0.020 | 0.035 | 0.04 | 0.05 | 0.08 | 0.09 | | | |||
Vc(m/min) | 60 | 65 | 70 | 75 | 80 | 85 | 90 | 100 | | | |||
718 DF 2 | HSS | fz | Rgh(mm) | X | X | 0.006 | 0.009 | 0.014 | 0.019 | 0.025 | 0.031 | 0.037 | 0.041 |
Fsh(mm) | 0.004 | 0.008 | 0.015 | 0.023 | 0.035 | 0.04 | 0.07 | 0.085 | 0.09 | X | |||
Vc(m/min) | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 22.5 | 23 | 24 | 24.5 | 25 | |||
Tin | fz | Rgh(mm) | X | X | 0.006 | 0.009 | 0.014 | 0.019 | 0.025 | 0.031 | 0.037 | 0.041 | |
Fsh(mm) | 0.004 | 0.008 | 0.015 | 0.023 | 0.035 | 0.04 | 0.07 | 0.085 | 0.09 | X | |||
Vc(m/min) | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | |||
Karbida | fz | Rgh(mm) | X | X | X | X | X | X | X | X | X | X | |
Fsh(mm) | X | 0.010 | 0.015 | 0.025 | 0.03 | 0.04 | 0.06 | 0.07 | | | |||
Vc(m/min) | 40 | 45 | 50 | 55 | 60 | 65 | 70 | 70 | | |
Tabel Klasifikasi pahat Ruoghing dan Finishing